Pahami Berbagai Metode Budgeting yang Tepat untuk Bisnis Kamu!
|Solusis, setelah kemarin berkenalan dengan budgeting dan ciri-ciri budget yang baik di sini, sekarang kita bahas lebih lanjut metode budgeting untuk bisnis kamu. Tentu, hanya mengetahui ciri budget yang baik tidaklah cukup, kita juga perlu mengetahui bagaimana langkah membuat budget. Hal ini penting karena akan menjadi basis penentuan berbagai keputusan keuangan bisnis kita selama satu periode ke depan.
Proses budgeting juga merupakan waktu yang tepat untuk mengevaluasi performa bisnis kita selama satu periode ke belakang, karena pengetahuan ini sangat diperlukan untuk menentukan seberapa besar budget yang diberikan pada suatu departemen atau aktivitas bisnis tertentu. Misalkan, pada periode sebelumnya, proses pemasaran kerap kekurangan dana, dan ada potensi untuk meningkatkan performa pemasaran, maka sudah barang tentu di periode selanjutnya budget untuk pemasaran harus ditingkatkan lagi. Maka dari itu, proses budgeting bisa dibilang adalah proses yang sangat intens dari segi komunikasi, dan tak jarang bisa menjadi cukup rumit jika kita tidak mengikuti sebuah metode tertentu.
Secara garis besar, terdapat dua metode umum dalam membuat anggaran, yakni metode top-down (otoriter) dan metode bottom-up (demokrasi)
1. Top-Down
Pada top-down budgeting, para Board of Directors ataupun Senior Management akan duduk bersama dan menentukan langsung berapa budget yang diterima oleh setiap departemen. Proses penentuan besaran ini dilakukan secara tertutup, dan biasanya didasari oleh performa departemen-departemen pada periode sebelumnya. Biasanya juga, para senior management akan menentukan sesuai dengan persentase budget pada periode sebelumnya. Setelah pembagian anggaran ini dilakukan, para manager di setiap departemen akan membuat rancangan anggaran biaya yang detail untuk memenuhi alokasi anggaran yang sudah ditetapkan oleh senior management. Kemudian, departemen keuangan akan mengonsolidasi berbagai budget yang diajukan oleh berbagai departemen, dan memastikan bahwa semuanya sudah sesuai dengan alokasi yang diberikan.
Top-down budgeting cocok untuk dilakukan dengan perusahaan yang memiliki struktur organisasi yang besar dan sudah kompleks, serta memiliki model bisnis yang sudah ajeg. Metode ini m embutuhkan waktu yang relatif lebih sedikit dibandingkan metode lainnya, namun memiliki kekurangan yakni lebih tertutup terhadap perubahan.
Selain itu, top-down budgeting juga memiliki kekurangan yakni kurangnya motivasi atau insentif bagi para manajer departemen untuk memastikan bahwa program-program yang akan dilaksanakan departemen tersebut akan berjalan dengan sukses. Dengan metode ini, para manager memiliki ruang yang terbatas untuk menciptakan program-program, sehingga akan lebih sering hanya mengikuti program-program yang sudah pernah dilakukan sebelumnya
2. Bottom-up
Kebalikan dari metode top-down budgeting adalah bottom-up budgeting. Alih-alih menentukan persentase anggaran yang pasti untuk
setiap departemen, pada metode ini setiap departemen didorong untuk memberikan daftar kebutuhan keuangannya untuk menjalankan program-programnya pada satu periode. Proses ini cukup memakan waktu, dan perlu dilakukan dalam tahapan-tahapan sehingga tidak ada program yang terlewat.
Sebagai contoh, ada baiknya setiap departemen menjabarkan capaian-capaian yang diinginkan selama satu periode, kemudian membaginya kedalam program-program yang dapat dilakukan.
Pembagian ini bisa didasarkan oleh kegiatan harian, mingguan, bulanan, ataupun periode waktu lainnya. Kemudian dari tiap kegiatan tersebut, identifikasi kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan agar program tersebut tercapai, lalu dijumlahkan sesuai periode waktu kegiatan tersebut.
Setelah semua departemen melaporkan kebutuhannya, maka manager dan departemen keuangan akan memberikan total budget yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, proses ini memakan waktu. Selain itu, manager tiap departemen harus memastikan bahwa budget yang diajukan realistis, baik bagi perusahaan dan departemen terkait yang akan melaksanakan budget tersebut. Ditambah lagi, metode ini rentan akan overbudgeting alias berlebihan, karena tentunya tiap departemen ingin memastikan kegiatannya tercapai tanpa kekurangan dana.
Namun, kelebihan yang dimiliki metode ini adalah meningkatkan komunikasi dan moral dari seluruh komponen perusahaan. Hal ini disebabkan karena tingginya partisipasi pegawai dalam menyusun rencana yang akan mereka lakukan pada periode tersebut, sehingga para pegawai pun akan lebih termotivasi dalam bekerja.
Nah Solusis, sekian artikel tentang metode budgeting, semoga membantu!
Jangan lupa, untuk melakukan budgeting, kamu juga perlu memahami kondisi keuangan kamu. Caranya mudah, kamu bisa memakai software akuntansi SAS dari SOLUSI. Coba gratis disini!