Indonesia Resmi Resesi, UMKM Harus Apa?
|Solusis, sudah tahu kah kalau Indonesia resmi memasuki masa resesi ekonomi? Setelah dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan minus. Pada kuartal II 2020, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi minus 5,32%. Sedangkan pada kuartal III dipastikan minus dengan proyeksi minus 2,9 hingga 1%. Walaupun begitu, pengumuman Indonesia memasuki resesi secara resmi baru akan dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada 5 November 2020 nanti, yakni ketika Rilis PDB Kuartal III.
Picture credit: Humas Kemenkeu
Nah Solusis, apa sih dampak resesi? Tentunya beragam, ya. Yang paling penting adalah kemampuan atau daya beli masyarakat akan turun, karena pendapatan yang didapat turun. Artinya, masyarakat akan mengurangi atau bahkan meniadakan konsumsi barang sekunder dan tersier, dan berfokus untuk memenuhi kebutuhan primer. Selain itu, dampak lebih jauh dari resesi adalah pengangguran yang meningkat, akibat banyaknya kegiatan bisnis yang tersendat, sehingga harus efisiensi tenaga kerja atau bahkan gulung tikar.
Sebagai penggiat bisnis, terutama UMKM, pasti cukup gentar mendengar berita resesi ini. Eits, tapi tidak perlu takut, Solusis. Yuk, ikuti beberapa tips di bawah untuk menghadapi resesi!
1. Definisikan ulang target bisnis
Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, ada baiknya UMKM mendefinisikan ulang apa target bisnis yang harus dicapai pada periode ini. Pasalnya, tentu bisnis tidak bisa berekspansi setinggi yang ditargetkan sebelumnya, mengingat menurunnya daya beli masyarakat. Maka dari itu, manajemen harus meninjau ulang bagaimana kondisi aktual keuangan bisnis. Ada baiknya, di saat seperti ini, evaluasi keuangan dilakukan dengan lebih sering. Dengan begitu, target dan strategi baru untuk membuat bisnis kamu stay afloat akan lebih mudah.
Baca Juga:
5 TIPS PENTING DALAM MENGELOLA KEUANGAN UKM
2. Pastikan likuiditas modal
Tentunya, di masa resesi, kita tidak ingin menyimpan modal terlalu banyak dalam bentuk aset tiak bergerak. Alasannya, aset seperti ini akan sulit dicairkan ketika perusahaan butuh modal. Ketika daya beli rendah, maka proses pencairan aset juga akan terhambat. Artinya, pastikan bisnis kamu memiliki modal yang cukup dalam bentuk tunai, ya!
3. Bangun relasi baik dengan klien dan pelanggan
Solusis, dengan budget yang semakin ketat, salah satu yang terpangkas besar adalah budget untuk pemasaran. Hal ini dapat disiasati dengan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Di tengah kondisi yang sangat volatil, keberadaan pelanggan setia akan menjadi hal yang sangat menguntungkan bagi bisnis Solusis. Hal ini akan menjamin pendapatan yang terus mengalir ke kantong, membuat bisnis semakin kuat untuk menghadapi resesi. Maka dari itu, coba lebih berfokus untuk menjaga pelanggan yang sudah ada daripada menggaet pelanggan baru. Walaupun begitu, bukan berarti tidak ada usaha pemasaran sama sekali, ya.
4. Cari informasi bantuan pemerintah
Tentunya, pemerintah tidak tinggal diam dalam menghadapi resesi. Pada pandemi ini, pemerintah memiliki rangkaian program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang dirancang untuk membantu masyarakat. Mulai dari bantuan sosial, insentif penghasilan, hingga bantuan khusus UMKM terdampak. Selain itu, ada juga berbagai program insentif pajak, restrukturisasi kredit, hingga subsidi bunga pokok, yang bertujuan untuk meringankan beban finansial bisnis. Terus perbarui informasi terkait bantuan-bantuan ini, ya!