5 Faktor yang Dapat Menyebabkan Resesi Ekonomi
|Hai Solusis! Pernahkah kalian mendengar istilah resesi? Resesi tuh apa sih? Yok simak artikel berikut supaya gak ketinggalan. Resesi adalah kondisi ekonomi yang menurun secara signifikan dalam jangka waktu tertentu. Tolak ukur kondisi ekonomi suatu negara adalah produk domestik bruto (PDB). Jika PDB bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut, maka perekonomian suatu negara berada di ambang resesi.
Salah satu resesi terbesar di Indonesia terjadi pada tahun 1997 hingga 1998. Pada tahun 1997 terjadi krisis nilai tukar mata uang, pada kondisi tersebut nilai rupiah turun menjadi Rp 4.850,000/USD. Hutang negara dalam bentuk valuta asing juga memperparah kondisi ekonomi di Indonesia. Kondisi tersebut menyebabkan banyaknya perusahaan yang bangkrut dan meningkatnya angka pengangguran.
Akhir-akhir ini sering terdengar isu bahwa akan terjadi resesi di Indonesia akibat pandemi COVID 19. Nah agar Solusis lebih mengerti bagaimana resesi dapat terjadi, berikut adalah 5 faktor penyebab resesi ekonomi.
1. Guncangan Ekonomi
Kejadian atau peristiwa tak terduga dapat menyebabkan gangguan ekonomi. Contohnya seperti bencana alam, pandemi, atau kerusuhan. Saat ini seluruh dunia sedang terancam mengalami resesi karena adanya pandemi COVID 19 yang menyebabkan guncangan ekonomi.
2. Suku Bunga Tinggi
Suku bunga merupakan salah satu faktor yang tidak bisa lepas dari sektor ekonomi. Umumnya kenaikan suku bunga adalah untuk melindungi nilai mata uang tetapi hal tersebut dapat
membawa dampak negatif juga. Peningkatan suku bunga yang terlalu signifikan akan membebani para debitur. Hal tersebut membuat harga rumah, mobil,dan pembelian besar lain meningkat sehingga rakyat mengurangi pengeluaran dan ekonomi menyusut.
3. Hilangnya Kepercayaan Investor
Otoritas setiap negara selalu dituntut untuk menciptakan iklim investasi yang baik. Tujuannya agar ekonomi negara meningkat dengan banyaknya investor asing yang berminat untuk melakukan investasi. Jika suatu negara tidak dapat menciptakan iklim investasi yang baik, maka bisnis akan lesu sehingga produsen akan mengurangi volume produksi. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat pengangguran yang meningkat.
4. Inflasi
Inflasi mengacu pada kenaikan harga barang dan jasa selama periode tertentu. Faktor ini dapat bersifat positif bagi pertumbuhan ekonomi karena inflasi dapat menstabilkan perekonomian negara. Tetapi inflasi yang terlalu tinggi akan menurunkan daya beli masyarakat. Hal tersebut akan membuat produksi menerung dan lagi-lagi mempengaruhi tingkat pengangguran negara.
5. Deflasi
Deflasi mengacu pada penurunan harga barang dan jasa. Terdengar positif bukan? Sayangnya meskipun masyarakat dapat dengan lebih mudah membeli barang, deflasi dapat menyebabkan turunnya laba perusahaan. Selain itu seringkali masyarakat juga menunggu hingga harga barang dan jasa mencapai titik terendah. Kedua hal tersebut akan mengurangi volume produksi perusahaan-perusahaan yang ada.
Baca Juga :
5 TIPS AMPUH UNTUK MENGHADAPI RESESI